Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling di SD/MI
Dok. SDIN Cokro2 |
Dalam sistem pendidikan nasional, SD/MI wajib menyiapkan siswa untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP/MTs. Hal ini memberikan tanggungjawab kepada sekolah untuk menyiapkan kemampuan kognitif, peikomotorik, perilaku dan kepribadian siswa agar selalu siap menghadapi jenjang pendidikan baru. Salah satu peran yang harus dilakukan sekolah/madrasah dalam memenuhi kewajiban ini adalah dengan menyiapkan layanan BK di sekolah.
Bimbingan dan konseling di SD/MI memiliki peranan yang sangat penting dalam mengoptimalkan perkembangan kepribadian peserta didik. Bimbingan Konseling di sekolah/madrasah bertindak sebagai pengampu layanan bimbingan, salah satunya adalah untuk memotivasi siswa, memberikan layanan informasi pada siswa, memberikan bimbingan-bimbingan yang bermanfaat seperti bimbingan kelompok, bimbingan belajar teman sebaya, memberikan layanan konseling dan layanan orientasi.
Layanan BK di SD/MI sama pentingnya dengan layanan BK di sekolah menengah, sama-sama memiliki satu tujuan yaitu membantu peserta didik agar bisa berkembang sesuai bakat minat serta kemampuannya secara optimal, serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mungkin akan muncul pada peserta didik.
Terdapat dua hal yang menjadi alasan pentingnnya pelaksanaan bimbingan konseling di SD/MI, yaitu: Pertama, adanya masalah-masalah perkembangan yang mencakup aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Kedua, Rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Dari permasalahan yang kedua, muncul populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, diantaranya:
Terdapat dua hal yang menjadi alasan pentingnnya pelaksanaan bimbingan konseling di SD/MI, yaitu: Pertama, adanya masalah-masalah perkembangan yang mencakup aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Kedua, Rentang keragaman individual siswa yang amat lebar. Dari permasalahan yang kedua, muncul populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, diantaranya:
- Siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi
- Siswa yang mengalami kesulitan belajar
- Siswa dengan perilaku bermasalah.[1]
Bimbingan dan Konseling di SD/MI tidak sekedar hanya untuk melengkapi struktur kelembagaan sekolah/madrasah namun keberadaan BK di SD/MI merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya di waktu kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan.
Baca juga: Pengertian Bimbingan dan Konseling
Pentingnya layanan BK di SD/MI pun dilatarbelakangi oleh beberapa alasan berikut, antara lain:- Stabilitas Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik. Bimbingan dan Konseling menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh sesuai dengan tugas perkembangannya secara normal dan seimbang.
- Stabilitas Perkembangan Kognitif Peserta Didik. Peran Bimbingan dan Konseling dalam perkembangan kognitif adalah memandu perkembangan kognitif peserta didik agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional. Maka dari itu, perkembangan kognitif peserta didik masih sangat sensitif, sehingga mudah meyakini segala hal tanpa melalui pemahaman yang benar. Sehingga, peranan BK sekaligus sebagai konselor memandu perkembangan kognitif peserta didik tahap demi tahap sehingga mampu berpikir secara logis atau rasional.
- Stabilitas Perkembangan Sosial-Emosional. Perkembangan sosial-emosional terdiri dari dua kata, yakni perkembangan sosial dan perkembangan emosional. Perkembangan sosial berkaitan dengan peningkatan dalam hal interaksi peserta didik dengan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat luas. Peran BK dalam perkembangan sosial-emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial peserta didik sejak dini dan memberikan terapi psikis agar peserta didik yang mengalami masalah dapat mengendalikan emosinya.
- Stabilitas Perkembangan Moral Keagamaan. Peran BK pada perkembangan moral keagamaan adalah membantu peserta didik untuk menerima dan mengakui sumber moral tertinggi. yaitu Tuhan. Oleh karena itu, sebagai pendidik dalam memberikan bimbingan harus selalu mengaitkan perilaku moral dengan agama kepercayaan terhadap Tuhan, karena sumber moral pada peserta didik berawal dari pengenalan dirinya dengan Tuhan. [2]
Sember : Pendidikan Kewarganegaraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar